Langsung ke konten utama

Virtual Experiments in Science Experiment

Apa itu Virtual Laboratory?

Virtual Laboratory atau laboratorium virtual adalah media yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan kegiatan praktikum di laboratorium. Laboratorium virtual dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan siswa seperti memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan atau melaksanakan praktikum dimana dan kapan saja tanpa harus dituntun oleh guru. Laboratorium virtual adalah salah satu bentuk laboratorium dengan kegiatan pengamatan atau eksperimen dengan menggunakan software yang dijalankan oleh sebuah komputer, semua peralatan yang diperlukan oleh sebuah laboratorium dapat ditemukan menggunakan laboratorium virtual ini.

Pemanfaatan virtual laboratory dalam proses kegiatan belajar mengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri secara dinamis dan interaktif. Simulasi yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya ini disebut dengan laboratorium virtual. Laboratorium virtual menyediakan kepada siswa alat-alat, bahan, dan perlengkapan laboratorium dalam komputer untuk menampilkan eksperimen secara subjektif di mana saja dan kapan saja.

Hal yang perlu dilakukan guru untuk merancang pembelajaran berbasis laboratorium virtual secara baik dengan memperhatikan:

a.       Analisis kompetensi dasar pembelajaran. Guru perlu melakukan analisis kompetensi dasar agar kegiatan praktikum dapat terselenggara dengan baik. Kompetensi dasar yang berkaitan dengan praktikum. Menelaah kompetensi dasar dan mengubah skenario pembelajaran, khususnya pembelajaran yang memerlukan praktikum. Hasil telaah kompetensi dasar bagi guru dapat menentukan bentuk praktikum yang dapat dilaksanakan.

b.      Mempersiapkan lembar kerja peserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tidak dapat terpisahkan dari kegiatan praktikum. LKPD menjadi penuntun bagi siswa dan guru dalam kegiatan praktikum. Guru hendaknya mempersiapkan LKPD dengan matang. Instruksi dan tahapan aktivitas praktikum di dalam LKPD harus jelas menggambarkan pengetahuan dan keterampilan apa yang diakses. 

PheT Simulation

Aplikasi PhET Simulation dibuat oleh Universitas Colorado, Amerika Serikat. Pengguna PhET Simulation dapat melakukan simulasi dimanapun dan kapanpun melalui komputer ataupun smartphone karena bisa diakses secara online maupun offline. Peserta didik yang belajar mengunakan PhET Simulation dapat merasa nyaman selama belajar dan lebih menyenangkan karena dapat memacu kreativitasnya sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat ketertarikan peserta didik. Selain itu ada beberapa manfaat yang juga dapat dirasakan:

  • mendorong penyelidikan ilmiah; 
  • menyediakan interaktivitas;
  • menampilkan beberapa representasi (misalnya, gerak objek, grafik, angka, dan lain-lain);
  • menggunakan koneksi dunia nyata; 
  • memberikan pengguna bimbingan implisit dalam eksplorasi;
  • membuat simulasi yang fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai situasi pendidikan

Berikut ini adalah hasil analisis video pembelajaran menggunakan Phet pada materi Hukum Ohm untuk Sekolah Menengah Atas yang telah dimodifikasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Model Connected pada Materi Ekosistem

  Skema pembelajaran Ekosistem dengan model  Connected Untuk menggunakan model Connected dalam membuat hubungan antara topik (atau konsep atau unit) lebih eksplisit, mula-mula identifikasi dua topik yang diajarkan dalam urutan tertentu (Fogarty, 2009). Dengan menggunakan  template  untuk model  Connected , maka dapat dibuat keterkaitan antar konsep, unit, bahkan keterampilan dalam pelajaran Ekosistem pada gambar. Materi Ekosistem memiliki kompetensi dasar (KD) untuk  menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang Ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung di dalamnya. Dalam pembelajaran Ekosistem yang disusun, penulis memilih topik ‘Komponen Penyusun Ekosistem’ untuk dibahas pada pertemuan pertama sehingga peserta didik dapat memahami konsep abiotik dan biotik terlebih dahulu. Pertemuan kedua, pendidik membahas topik ‘Aliran Energi dalam Ekosistem’ untuk menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen biotik dalam rantai makanan. Ide ini mu...

Modifikasi Model Project Based Learning (PjBL) untuk Melatih Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Sains

  A.     Project Based Learning (PjBL) Project-based Learning  (PjBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah. Dalam pelaksanaannya di kelas, peserta didik belajar melalui pembuatan suatu proyek atau produk yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Pembuatan produk dapat dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. Pengguaan PjBL dengan metode diskusi kelompok melibatkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi peserta didik. Sebagai model pembelajaran, PjBL memiliki karakteristik antara lain: a.        Penyelesaian proyek atau produk dilakukan dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk; Penyelesaian proyek atau produk dilakukan dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk; Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan; Proyek dapat melibatkan...

Dampak Model Learning Cycle (5E) pada Kompetensi 6C

  A.     Learning Cycle 5 Fasa (5E) 1.       Engagement (Keterlibatan) Keterlibatan (engagement) adalah waktu ketika guru berada di tengah kegiatan pembelajaran. Guru menciptakan masalah, menilai pengetahuan awal siswa, membantu siswa membuat hubungan, dan menginformasikan melangkah ke tahap selanjutnya. 2.       Exploration (Eksplorasi) Siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah. Guru memastikan para siswa mengumpulkan dan mengatur data mereka untuk memecahkan masalah.  Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut: Siswa mengidentifikasi objek-objek yang menarik, kejadian-kejadian atau situasi yang dapat diobservasi siswa-siswa. Pengalaman ini dapat terjadi dalam ruangkelas, laboratorium atau lapangan . Pe...